Perusahaan secara rutin melakukan tutup buku pada periode akuntansi tertentu. Ini berlaku baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur.
Tutup buku ini menjadi pertanda berakhirnya satu periode akuntansi pelaporan keuangan sebuah perusahaan.
Ada beberapa perusahaan yang melakukan tutup buku setiap akhir bulan. Namun yang pasti, perusahaan wajib melakukan tutup buku tiap akhir tahun.
Tahukah Anda, mengapa tutup buku wajib dilakukan oleh perusahaan?
Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai apa yang dimaksud dengan tutup buku, apa tujuan dari tutup buku dan fungsi dari tutup buku.
Penjelasan Tutup Buku
Apa itu Tutup Buku?
Tutup buku proses akhir dalam akuntansi dengan menutup seluruh akun keuangan pada periode akuntansi tertentu untuk mempersiapkan akun pada periode akuntansi selanjutnya.
Tutup buku dilakukan setelah semua laporan keuangan selesai dibuat. Untuk melakukan tutup buku, para akuntan harus membuat jurnal penutup sehingga akun-akun tersebut dapat ditutup.
Tutup buku proses akhir dalam akuntansi dengan menutup seluruh akun keuangan pada periode akuntansi tertentu untuk mempersiapkan akun pada periode akuntansi selanjutnya
Tutup Buku Akhir Tahun dan Akhir Bulan
Pada umumnya, tutup buku dilakukan setiap akhir tahun. Walau demikian, ada perusahaan yang melakukannya setiap akhir bulan.
Tutup buku akhir bulan memiliki arti sebuah proses menutup transaksi yang telah dilakukan selama bulan tersebut dan masuk ke bulan selanjutnya (Himayati, 2008).
Saat melakukan tutup buku akhir bulan, maka akan terbentuk jurnal, seperti jurnal penyusutan aset dan jurnal revaluasi (ada jika perusahaan berada di bidang ekspor dan impor).
Sedangkan tutup buku akhir tahun dilakukan oleh perusahaan pada akhir tahun dan umumnya di bulan Desember.
Akun dalam Buku Besar
Sebelum membahas mengenai tutup buku lebih lanjut, perlu dipahami bahwa di dalam akhir periode akuntansi terdapat 6 akun yang tercatat di buku besar perusahaan, yaitu:
- Akun ktiva, adalah barang atau hak yang dimiliki oleh perusahaan dan memiliki nilai serta manfaat atau sering disebut pula dengan aset, contohnya seperti inventaris, surat berharga, kendaraan, piutang dagang dan kas perusahaan.
- Akun Kewajiban, lebih dikenal dengan hutang atau pinjaman yang dimiliki perusahaan, seperti hutang pada bank dan hutang dagang.
- Akun Modal, merupakan penyertaan/kekayaan dari pemilik perusahaan yang dapat terdiri dari kekayaan pribadi, laba perusahaan yang ditahan, dan saham perusahaan.
- Akun Prive, adalah akun yang mencatat pengeluaran modal oleh pemilik perusahaan yang digunakan untuk keperluan pribadi dan biasanya terdapat pada perusahaan kecil.
- Akun Pendapatan, adalah akun yang berisi penghasilan operasional sebuah perusahaan, misalnya penjualan jasa atau barang, dan penjualan retur.
- Akun Biaya, yaitu pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan, seperti gaji karyawan, asuransi, kebutuhan, atau perlengkapan perusahaan.
Akun Nominal dan Akun Permanen
Pada proses tutup buku, perusahaan akan memindahkan akun nominal (sementara) ke akun permanen.
Adapun yang dimaksud dengan akun nominal (sementara) adalah akun perusahaan yang sifatnya sementara dan akan ditutup pada akhir periode akuntansi, yakni saat tutup buku.
Akun yang termasuk ke dalam akun nominal (sementara) ini adalah akun prive, akun pendapatan, dan akun biaya.
Sedangkan akun permanen merupakan akun perusahaan yang sifatnya permanen dan tidak pernah ditutup meskipun saat tutup buku.
Akun perusahaan yang termasuk ke dalam akun permanen adalah akun aktiva, akun kewajiban, dan akun modal.
Dapat disebutkan pula bahwa akun nominal (sementara) adalah akun yang tidak akan dibawa nilainya ke periode akuntansi selanjutnya.
Sedangkan akun permanen merupakan akun yang nilainya akan dibawa atau digunakan sebagai saldo awal pada periode akuntansi selanjutnya. Akun permanen akan mengalami penyesuaian di dalamnya dari tahun ke tahun.
Tahapan dalam Tutup Buku
Terdapat empat tahap yang dilakukan saat tutup buku, yaitu:
- Melakukan debit pada semua saldo yang terdapat di akun pendapatan.
- Melakukan kredit pada semua saldo yang terdapat di akun biaya.
- Memindahkan selisih antara jumlah kredit dengan jumlah debit ke akun modal. Pada tahap ini, dapat terlihat apakah perusahaan memperoleh laba atau rugi. Jika kredit lebih besar dari debit, maka perusahaan memperoleh laba. Sebaliknya, perusahaan rugi jika kredit lebih kecil dibanding debit.
- Akun modal didebit dengan jumlah yang sama, dan jika ada akun prive, dilakukan kredit sesuai saldo akhirnya.
Status Akun pada Akhir Tahap Keempat
Setelah empat tahap tersebut dilakukan, maka diperoleh status dari akun-akun perusahaan sebagai berikut:
- Akun Aktiva akan berstatus saldo DEBIT
- Akun Kewajiban akan berstatus saldo KREDIT
- Akun Modal akan berstatus saldo KREDIT
- Akun Prive (jika ada) akan memiliki saldo Nol
- Akun Pendapatan akan bersaldo Nol
- Akun Biaya juga akan bersaldo Nol
Apa Tujuan dari Tutup Buku?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa tutup buku wajib dilakukan oleh perusahaan pada akhir periode akuntansi. Hal ini disebabkan karena adanya tujuan yang akan dicapai ketika perusahaan melakukan tutup buku.
Salah satu tujuan perusahaan melakukan tutup buku adalah untuk mengembalikan akun nominal (sementara) ke posisi nol, sementara akun permanen menunjukkan saldo akhir, yang akan menjadi saldo awal periode akuntansi selanjutnya.
Salah satu tujuan perusahaan melakukan tutup buku adalah untuk mengembalikan akun nominal (sementara) ke posisi nol, sementara akun permanen menunjukkan saldo akhir, yang akan menjadi saldo awal periode akuntansi selanjutnya
Secara lebih mendetail, tujuan tutup buku yang dilakukan pada akhir periode akuntansi tertentu adalah:
- Mengakhiri laporan keuangan pada periode akuntansi tertentu
- Saat perusahaan melakukan tutup buku, maka laporan keuangan sudah selesai dibuat dan tidak ada lagi laporan pada periode akuntansi tersebut.
- Memindahkan saldo pada akun nominal (sementara) ke akun permanen
- Menetapkan saldo nol pada akun nominal (sementara) untuk memulai akumulasi pada periode akuntansi selanjutnya
- Menetapkan saldo akhir pada akun permanen setelah pemindahan akun nominal (sementara)
Apa Fungsi Tutup Buku dalam Akuntansi?
Selain tujuan tutup buku yang telah dipaparkan di atas, adapun fungsi dari tutup buku yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:
- Memisahkan akun nominal (sementara) periode akuntansi saat ini dengan periode akuntansi selanjutnya sehingga pencatatan pada periode akuntansi saat ini tidak tergabung dengan periode akuntansi selanjutnya.
- Menunjukkan saldo pada akun nominal (sementara) sesuai dengan jumlah akhir modal yang dilaporkan pada akhir periode akuntansi. Saldo pada akun nominal (sementara) tidak bercampur dengan saldo pada periode akuntansi selanjutnya.
- Memudahkan dalam pembuatan laporan neraca akhir tahun, yakni dengan melihat nominal akhir pada setiap akun yang diperoleh setelah tutup buku.
- Memudahkan perusahaan dalam menganalisis dan mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan. Dengan tutup buku, dapat dilihat berapa nominal laba atau rugi yang diperoleh perusahaan pada periode akuntansi yang telah berlangsung. Dapat pula menganalisis dengan membandingkan keadaan keuangan periode saat ini dengan periode sebelumnya. Dengan analisis yang dilakukan ini, perusahaan juga dapat mengevaluasi serta merencanakan hal-hal yang harus dilakukan untuk periode akuntansi selanjutnya agar lebih baik lagi.
- Menyampaikan informasi keuangan perusahaan yang sesungguhnya pada periode akuntansi tertentu kepada para stakeholder, terutama pemilik perusahaan.
Tutup Buku di Perusahaan: Rutin dan Wajib
Tutup buku dilakukan agar perusahaan dapat mengevaluasi perusahaan sekaligus melihat perkembangan dari satu periode ke periode berikutnya.
Ini merupakan dasar bagi para pengambil keputusan untuk menentukan arah dan pengembangan perusahaan selanjutnya. Karena itu, tutup buku wajib dilakukan secara rutin dan teratur.